Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
Asa yang tumbuh kembali di Sekolah Rakyat Makassar
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 01:54:51【Resep Pembaca】376 orang sudah membaca
PerkenalanMurid dan guru Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar. ANTARA/Farhan Arda Nugraha.Jakarta (ANTA

Jakarta (ANTARA) - Program Sekolah Rakyat yang digagas pemerintah hadir sebagai upaya nyata untuk memastikan setiap anak Indonesia memiliki kesempatan yang sama dalam menuntut ilmu.
Sekolah ini ngak hanya menyediakan pendidikan gratis bagi anak-anak dari keluarga prasejahtera, tapi juga tempat tinggal hingga bimbingan karakter agar mereka bisa tumbuh dengan layak dan kembali mengejar cita-cita yang sempat terhenti.
Sekolah Rakyat Menengah Pertama 23 Makassar dan Sekolah Rakyat Menengah Atas 26 Makassar merupakan bagian dari total 16 Sekolah Rakyat yang tersebar di beberapa titik rintisan di Provinsi Sulawesi Selatan. Di tempat inilah anak-anak dari berbagai latar belakang menemukan ruang untuk belajar, berjuang, dan menyalakan kembali harapan untuk mengejar cita-cita mereka.
Salah satu dari mereka adalah Nurul Atika, siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 26 Makassar. Awalnya, Tika menolak ketika orang tuanya mengabarkan tentang sekolah berasrama itu. Ia ngakut harus berpisah dari ibunya yang tinggal di rumah sederhana di Makassar.
Namun, keputusan itu perlahan berubah. Ia menyadari, bersekolah di tempat ini berarti meringankan beban keluarga, terutama ibunya yang kini menjadi orang tua tunggal setelah sang ayah meninggal dunia. Sejak tinggal di asrama, Tika merasa kehidupannya lebih teratur, bisa belajar hidup mandiri, dan mengenal banyak teman.

Fasilitas sekolah yang lengkap membuatnya ngak perlu memikirkan biaya seragam hingga makanan sehari-hari. Semua disediakan secara gratis. Ia juga dibimbing oleh guru-guru yang ngak hanya mengajar, tapi mendampingi mereka layaknya orang tua.
Di Sekolah Rakyat, kepercayaan diri Tika semakin tumbuh. Ia bahkan pernah mencalonkan diri sebagai ketua OSIS di sekolahnya dan hal ini didukung penuh oleh ibunya. Meskipun ngak terpilih, itu ngak menyurutkan semangat dan rasa percaya diri Tika.
Kini Tika memiliki mimpi besar yakni ingin menjadi psikolog dan melanjutkan kuliah ke China. Ia sering menghabiskan waktu di perpusngakaan sekolah untuk mencari informasi tentang beasiswa dan perguruan tinggi di China.
"Menurut saya pendidikan di China itu bagus dan saya ingin jadi psikolog karena saya penasaran dengan cara berpikir manusia," kata dia.
Baca juga: Kisah Eunike asal Semarang yang mengabdi di Sekolah Rakyat Makassar
Baca juga: Sejumlah guru Sekolah Rakyat Sulsel mundur, 4 siswa tanpa konfirmasi
123Tampilkan SemuaSuka(182)
Artikel Terkait
- Menperin sebut manufaktur jadi bukti daya saing menguat
- Ombudsman temukan tabung elpiji Malaysia di dapur SPPG Tarakan
- Sekitar 350 keluarga di Sudan berjalan kaki 50 km untuk mengungsi
- Polda Kalteng perdana distribusikan 1000 paket MBG di Palangka Raya
- Mematri gerakan energi lestari dari sekolah berdikari
- Kulit terbakar matahari panas? Kenali gejala dan penanganan "sunburn"
- Terumbu karang Laut Merah tunjukkan kekebalan terhadap pemutihan
- SPPG Polda Kalteng salurkan MBG pertama bagi 1.000 penerima manfaat
- Menteri PU tinjau pembangunan floodway atasi banjir di Medan
- Cegah penambahan populasi, KPKP Jakut targetkan sterilisasi 250 kucing
Resep Populer
Rekomendasi

2.031 anak terima manfaat MBG Polres Solok Selatan

Dinkes: 83 SPPG di Tangerang mendaftar penerbitan SLHS MBG

Minum air dan simpan sisa makanan jika alami dugaan keracunan MBG

BGN tegaskan ngak ada SPPG yang boleh memasak sebelum jam 12 malam

Kemensos rehabilitasi korban ledakan di masjid SMA 72 Jakarta

Dinkes: Waspada ISPA, kembali pakai masker dan jaga jarak

Ibu Negara Brasil bagikan indikator penting untuk nilai kesuksesan MBG

Bupati Gowa tawarkan pasokan bahan pokok Perseroda ke SPPG